Biografi Pengusaha Juri Shark Tank
Juri Shark Tank satu ini telah membuktikan fakta tentang imigran. Bahwa imigran siapapun mampu merubah nasib. Dan juga bisa merubah dunia tempatnya menetap tinggal. Kelahiran Kroasia, sebelumnya Yugoslavia, 14 September 1962 merupakan pemilik Herjavec Group. Yang nilai kekayaanya naik tetap dari angka $200 juta.
Dia adalah pengusaha asal Kanada. Seorang investor handal sekaligus penulis buku. Dia semakin terkenal ketika dia menjadi salah satu juri Shark Tank.
"Terkadang itu terasa kamu tidak layak masuk kesana," kutip Herjavec, merujuk kepada keadaanya sebagai orang imigran.
Herjavec tumbuh di Zbjeg. Namun terpaksa meninggalkan negeranya karena sang ayah. Ceritanya bahwa ayah Herjavec merupakan toko vokal. Alhasil, pada umur delapan tahun, tanpa tau sebabnya maka dia ikut dibawa keluarganya keluar dari wilayah konflik
Satu keluarga kemudian sampai di daerah bernama Halifax bermodal satu koper, dan uang $20. Bagianya ia merasa hidup sangatlah sulit. Waktu itu dia hanya bocah biasa, yang bahkan tidak bisa berbicara bahasa Inggris. Transisi hidup memang sulit dimana dia lantas tinggal bersama nenek di sebuah pertanian.
Merasakan hidup sebagai petani harus mengikuti tradisi sekitar. Diantara tetangga baru yang sama bekerja jadi petani, dia menemukan fakta bahwa keluarga Herjavec lebih miskin, dimana dia merasa minder akan hal tersebut untuk bersosialisasi sebagai masyarakat ekonomi lemah.
Dia mengenang sang ayah bekerja di pabrik. Menghasilkan kurang lebih $76 seminggu -atau setara $464,26 jika tidak terpengaruh inflasi- di 2015. Dia kemudian mengenang "bully" dirasakan ketika sekolah. Pernah ia mengadu kepada ibu karena diejek teman sekelas karena miskin.
Bayangkan ayah Herjavec bekerjanya jalan kaki. Dia mengumpulkan uang ongkos naik angkot, sampainya di rumah, ketika dia mendengar ucapan sang anak. Ayah Herjavec berkata,"jangan pernah mengeluh," yang mana menjadi kata bijaknya hidup sampai sekarang.
Dia sangat mengagumi sang ayah. Dia menjulukinya "pria tangguh, yang sangatlah tangguh." Perkataan sang ayah akan jangan mengeluh mendorong dia maju. Keinginan akan membangun kemapanan semakin tumbuh. Tambahan dorongan lain ialah ketika dia mendapti sang ibu ditipu mentah- mentah.
Bayangkan seorang salesman datang, mengajak ibunya membeli alat pembersih debu seharga Rp.500, dan itu setara gaji ayah seminggu. Kejadian tersebut mendorong Herjavec harus lebih cerdas. Pemikirannya ialah dia bersumpah tidak mau lagi orang tua ataupun dia dimanfaatkan orang lagi.
Tahun 1984, dia lulus kuliah dari University of Toronto, dengan latar pendidikannya Ilmu Bahasa Inggris dan juga Ilmu Politik. Dia bekerja agar mampu mencukupi keluarga. Dia mengambil aneka pekerjaan dengan gaji mepet upah minimum di 1990 -an, seperti menunggui meja, mengantar koran, menjadi sales, debt collector.
Dia mendeskripsikan dirinya sebagai "Imigran dalam kapal". Merujuk pada imigran Timur Tengah yang mulai masuk ke Eropa melalui kapal- kapal kecil. Umur delapan tahun dia merasakan sendiri ikut ayahnya masuk ke Kanda menghindari penjara.
Dia mengenang bagaimana dia tidur di basement. Cuma punya satu sepatu terpasang dikakinya. Mungkin ia merasakan kemerdekaan di negara baru. Namun perasaan emosional melanda transisi hidup Herjavec. Dia menginjak dunia baru berbeda. Herjavec bahkan dibully teman sekelas karena hidup miskin sebagai imigran.
Ia bahkan dipukuli karena memakai pakaian tidak keren. "Ketika saya berkata kepada ibu saya, dia lantas berkata, "Robbie, tidak ada seorangpun di dunia lebih baik dari kamu dan kamu tidaklah lebih baik dari siapapun di dunia"," ia berkata kepada majalah Entrepreneur bahwa mengeluh tidak ditolerir.
Tumbuh besar dia sempat merasa minder. Dia merasa semakin seperti orang asing di negeri asing. Sempat ia melihat ayah berangka kerja berjalan kaki. Ayahnya bekerja menjadi tukang sapu di sebuah pabrik. Lalu ia menjadi saksi ibunya ditipu tukang jual mesin penyedot debu.
"Saya menyadari bahwa dibandingkan orang lain, kami sangatlah miskin," kenangnya. Umur 14 tahun muncul rasa ambisi untuk menjadi multi- miliarder, karena ia ingin memberikan kehidupan keluarga lebih baik.
Ia ingin lebih dari bayangan kosong keluarga tentang "kembali ke Kroasia". Dia tidak mau keluarganya malah kembali kesana dan memulai dari nol (lagi). Herjavec menginginkan hidup diatas semua pikiran liar tersebut. Dia lantas berkata kepada orang tuanya bahwa dia akan menjadi bos.
Seseorang yang tidak akan dipecat dan bisa bersantai. Bukan hidup seperti pekerja pabrik bersama ayahnya dulu. Dia ingin menjadi seseorang yang bebas menentukan jadwalnya sendiri. Dia mau menjadi entrepreneur. Bekerja seadanya seperti cerita diatas, dia mulai bekerja lebih keras agar menjadi sosok seperti di citakan.
Karir di bidang perfilman dimulai sejak dini. Dia bekerja di belakang kamera di berbagai rumah produksi. Ia kemudian menjadi asisten direktor, filmnya seperti Cain and Abel dan The Return of Billy Jack. Karirnya di bidang ini mengalami puncak sebagai produser siaran langsung Olympic Musim Dingin XIV untuk Global TV.
Herjavec mendapatkan penghargaan termuda meliput Olympic. Mencari pekerjaan dibidang produksi, ia lantas mendaftar ke perusahaan Logiquest menjual produk IBM, namun karena tidak sesuai pengalaman maka dia ditolak. Herjavec tidak putus asa malah menawarkan bekerja selama enam bulan tanpa gaji.
Karena dia bekerja gratis maka Herjavec mencari sambilan. Bekerja keras lalu naik pangkat sangat jauh yakni menjadi Jendral Manajer di Logiquest. Di 1990 -an, dia dipecat oleh perusahaan, lantas mendirikan perusahaan sendiri bernama BRAK Systems, perusahaan keamanan internet Kanda, berkantor di basement rumah.
Kemudian BRAK Systems sendiri dijual ke AT&T Canada di Maret 2000 senilai $30,2 juta. Dan setelah tiga tahun pensiun, serta menumpang tinggal di rumah ayahnya bersama tiga anaknya, akhirnya Herjavec menemukan satu lagi perusahaan bernama Herjavec Group di 2003.
Bisnisnya meliputi keamanan jaringan internet, menjual dan memanajemen layanan provider, dimana dia jadi CEO perusahaan. Perusahaan ini tumbuh sangat cepat dan menjadi provider IT terbesar Kanada, menurut Branham Group. Herjavec Group (THG) memiliki tiga pegawai di 2003 jadi 150 pegawai pada tahun 2013.
Total pertumbuhan perusahaan 630% dari 2007- 2014 lalu. Dari penjualan yang cuma $400 K pada 2003 menjadi $125 juta masuk 2012. Perusahaan mencapai target penjualan lebih dari $500 juta.
Mimpinya menjadi imigran sukses telah tercapai. Dia selalu percaya akan hidup sukses dan akhirnya sukses melebihi imajinasi terliar. Hidup baginya terbagi dua, orang yang sudah ditakdirkan Tuhan sukses sejak lahir dan mereka yang menjangkaunya kesuksesan.
"Saya salah satu diantara orang yang sukses karena menanggung luka di kehidupan mereka, yang tau bahwa mereka tidak akan mampu bertahan lagi dan mau merubah nasib," imbuhnya kepada Entrepreneur.com
Menjadi imigran, kemudian mendapatkan kewarganegaraan Kanada tidak mudah. Dia tidak seketika jadi warga negara karena entrepreneur. Butuh waktu contoh saja entrepreneur salain dirinya. Mereka harus siap menghadapi perbedaan budaya dan bahasa, dan norma hidup sementara tetap berusaha agar sukses.
Menurutnya tidak sangatlah sulit menjadi entrepreneur imigran. Susah buat mencampur di tempat tinggalnya sekarang. Namun tidak berarti menghentikan kamu mencari tempat menjadi sukses. "Tidak masalah siapapun kamu atau darimana pun kamu," Herjavec menambahkan lagi.
Pada dasarnya dalam hati terdalam orang tidak peduli. Tidak peduli warna kulit. Tidak peduli tentang apa agama ataupun jenis kelamin. Mereka cuma peduli berapa nilai kamu taruh dalam kehidupan.
Pilihan terbaik seorang Herjavec bukanlah memilih berbisnis awal. Bukanlah belajar bahasa baru agar bisa menyatu dengan lingkungan. Bukanlah pula menjual perusahaan ke AT&T untuk jutaan dollar. Adalah dia memutuskan untuk menolak virus dia sebut hidup biasa. Menolak hidup biasa saja dalam bentuk apapun itu nanti.
"Dunia tidak menghargai kebiasaan," ujar Herjavec. Kamu harulah menjadi hebat untuk sesuatu. Tidak ada namanya cukup baik. Cuma ada terbaik ataupun kata lebih hebat. Pengusaha besar bermata biru savir, sekarang berumur 52 tahun, kini menduduki posisi sebagai pemilik perusahaan keamanan internet.
Dengan sagala macam masalah dilalui. Dia pernah bekerja menjadi penjual koran loh. Juga pernah bekerja menjadi kolektor utang. Dia pernah bekerja menjadi pembersih lantai bergaji $76 per- minggu. Herjavec memang hidup berkecukupan tetapi dia ingin lebih.
Umur 14 tahun dia "digigit" serangga entrepreneurship. Dia lantas menyatakan keinginan menjadi pengusaha kepada kedua orang tua. Ayahnya lantas memberikan saran. Ayah Herjavec menunjuk jabatan tertinggi di perusahaan tempatnya bekerja. Tetapi sosok tersebut tidak membuat Herjavec berpuas.
"Bagi orang tua saya, orang itu adalah sosok paling sukses mereka tau karena dia adalah sosok yang tidak akan dipecat dan pekerja keras."
Tanpa adanya mentor membuat dia cukup kesulitan. Dia ingin menjadi orang yang tidak peduli akan gajinya ataupun sewa. Ingin menjadi seseorang sukses dan besar. Dia kemudian menyasar buku- buku menjadi sang mentor. Sasarannya tidak lain adalah kisah- kisah biografi pengusaha.
Dari sanalah dia menemukan tidak seorang pun peduli akan orang biasa. Kesuksesan adalah bisa dihitung. Ia mau menjadi sukses dan menghasilkan banyak uang. Atau apapun yang mendefinisikan kesuksesan tersebut. "Lakukan satu hal dan lakukan itu lebih baik dari siapapun," jelasnya. "Lakukaan apapun buat menjadi paling hebat."
Jika tidak mau, maka kamu tidak akan pernah melihat titik potensi kamu. Kamu tidak akan pernah sukses buat menghidupkan mimpi kamu.
"Temukan talenta kamu, jadilah hebat dan lakukan hal hebat dari telanta kamu sendiri. Jika kamu lakukan, tidak cuma kamu akan sukses, kamu akan mendapatkan kepuasan pribadi dan mencukupi sesuatu uang tidak dapat beli."
Catatan: foto diatas adalah fotor Robert Herjavic di rumah lamanya
Dia sangat mengagumi sang ayah. Dia menjulukinya "pria tangguh, yang sangatlah tangguh." Perkataan sang ayah akan jangan mengeluh mendorong dia maju. Keinginan akan membangun kemapanan semakin tumbuh. Tambahan dorongan lain ialah ketika dia mendapti sang ibu ditipu mentah- mentah.
Bayangkan seorang salesman datang, mengajak ibunya membeli alat pembersih debu seharga Rp.500, dan itu setara gaji ayah seminggu. Kejadian tersebut mendorong Herjavec harus lebih cerdas. Pemikirannya ialah dia bersumpah tidak mau lagi orang tua ataupun dia dimanfaatkan orang lagi.
Tahun 1984, dia lulus kuliah dari University of Toronto, dengan latar pendidikannya Ilmu Bahasa Inggris dan juga Ilmu Politik. Dia bekerja agar mampu mencukupi keluarga. Dia mengambil aneka pekerjaan dengan gaji mepet upah minimum di 1990 -an, seperti menunggui meja, mengantar koran, menjadi sales, debt collector.
Imigran sukses
Dia mendeskripsikan dirinya sebagai "Imigran dalam kapal". Merujuk pada imigran Timur Tengah yang mulai masuk ke Eropa melalui kapal- kapal kecil. Umur delapan tahun dia merasakan sendiri ikut ayahnya masuk ke Kanda menghindari penjara.
Dia mengenang bagaimana dia tidur di basement. Cuma punya satu sepatu terpasang dikakinya. Mungkin ia merasakan kemerdekaan di negara baru. Namun perasaan emosional melanda transisi hidup Herjavec. Dia menginjak dunia baru berbeda. Herjavec bahkan dibully teman sekelas karena hidup miskin sebagai imigran.
Ia bahkan dipukuli karena memakai pakaian tidak keren. "Ketika saya berkata kepada ibu saya, dia lantas berkata, "Robbie, tidak ada seorangpun di dunia lebih baik dari kamu dan kamu tidaklah lebih baik dari siapapun di dunia"," ia berkata kepada majalah Entrepreneur bahwa mengeluh tidak ditolerir.
Tumbuh besar dia sempat merasa minder. Dia merasa semakin seperti orang asing di negeri asing. Sempat ia melihat ayah berangka kerja berjalan kaki. Ayahnya bekerja menjadi tukang sapu di sebuah pabrik. Lalu ia menjadi saksi ibunya ditipu tukang jual mesin penyedot debu.
"Saya menyadari bahwa dibandingkan orang lain, kami sangatlah miskin," kenangnya. Umur 14 tahun muncul rasa ambisi untuk menjadi multi- miliarder, karena ia ingin memberikan kehidupan keluarga lebih baik.
Ia ingin lebih dari bayangan kosong keluarga tentang "kembali ke Kroasia". Dia tidak mau keluarganya malah kembali kesana dan memulai dari nol (lagi). Herjavec menginginkan hidup diatas semua pikiran liar tersebut. Dia lantas berkata kepada orang tuanya bahwa dia akan menjadi bos.
Seseorang yang tidak akan dipecat dan bisa bersantai. Bukan hidup seperti pekerja pabrik bersama ayahnya dulu. Dia ingin menjadi seseorang yang bebas menentukan jadwalnya sendiri. Dia mau menjadi entrepreneur. Bekerja seadanya seperti cerita diatas, dia mulai bekerja lebih keras agar menjadi sosok seperti di citakan.
Karir bisnis
Karir di bidang perfilman dimulai sejak dini. Dia bekerja di belakang kamera di berbagai rumah produksi. Ia kemudian menjadi asisten direktor, filmnya seperti Cain and Abel dan The Return of Billy Jack. Karirnya di bidang ini mengalami puncak sebagai produser siaran langsung Olympic Musim Dingin XIV untuk Global TV.
Herjavec mendapatkan penghargaan termuda meliput Olympic. Mencari pekerjaan dibidang produksi, ia lantas mendaftar ke perusahaan Logiquest menjual produk IBM, namun karena tidak sesuai pengalaman maka dia ditolak. Herjavec tidak putus asa malah menawarkan bekerja selama enam bulan tanpa gaji.
Karena dia bekerja gratis maka Herjavec mencari sambilan. Bekerja keras lalu naik pangkat sangat jauh yakni menjadi Jendral Manajer di Logiquest. Di 1990 -an, dia dipecat oleh perusahaan, lantas mendirikan perusahaan sendiri bernama BRAK Systems, perusahaan keamanan internet Kanda, berkantor di basement rumah.
Kemudian BRAK Systems sendiri dijual ke AT&T Canada di Maret 2000 senilai $30,2 juta. Dan setelah tiga tahun pensiun, serta menumpang tinggal di rumah ayahnya bersama tiga anaknya, akhirnya Herjavec menemukan satu lagi perusahaan bernama Herjavec Group di 2003.
Bisnisnya meliputi keamanan jaringan internet, menjual dan memanajemen layanan provider, dimana dia jadi CEO perusahaan. Perusahaan ini tumbuh sangat cepat dan menjadi provider IT terbesar Kanada, menurut Branham Group. Herjavec Group (THG) memiliki tiga pegawai di 2003 jadi 150 pegawai pada tahun 2013.
Total pertumbuhan perusahaan 630% dari 2007- 2014 lalu. Dari penjualan yang cuma $400 K pada 2003 menjadi $125 juta masuk 2012. Perusahaan mencapai target penjualan lebih dari $500 juta.
Mimpinya menjadi imigran sukses telah tercapai. Dia selalu percaya akan hidup sukses dan akhirnya sukses melebihi imajinasi terliar. Hidup baginya terbagi dua, orang yang sudah ditakdirkan Tuhan sukses sejak lahir dan mereka yang menjangkaunya kesuksesan.
"Saya salah satu diantara orang yang sukses karena menanggung luka di kehidupan mereka, yang tau bahwa mereka tidak akan mampu bertahan lagi dan mau merubah nasib," imbuhnya kepada Entrepreneur.com
Menjadi imigran, kemudian mendapatkan kewarganegaraan Kanada tidak mudah. Dia tidak seketika jadi warga negara karena entrepreneur. Butuh waktu contoh saja entrepreneur salain dirinya. Mereka harus siap menghadapi perbedaan budaya dan bahasa, dan norma hidup sementara tetap berusaha agar sukses.
Menurutnya tidak sangatlah sulit menjadi entrepreneur imigran. Susah buat mencampur di tempat tinggalnya sekarang. Namun tidak berarti menghentikan kamu mencari tempat menjadi sukses. "Tidak masalah siapapun kamu atau darimana pun kamu," Herjavec menambahkan lagi.
Pada dasarnya dalam hati terdalam orang tidak peduli. Tidak peduli warna kulit. Tidak peduli tentang apa agama ataupun jenis kelamin. Mereka cuma peduli berapa nilai kamu taruh dalam kehidupan.
Hidup biasa
Pilihan terbaik seorang Herjavec bukanlah memilih berbisnis awal. Bukanlah belajar bahasa baru agar bisa menyatu dengan lingkungan. Bukanlah pula menjual perusahaan ke AT&T untuk jutaan dollar. Adalah dia memutuskan untuk menolak virus dia sebut hidup biasa. Menolak hidup biasa saja dalam bentuk apapun itu nanti.
"Dunia tidak menghargai kebiasaan," ujar Herjavec. Kamu harulah menjadi hebat untuk sesuatu. Tidak ada namanya cukup baik. Cuma ada terbaik ataupun kata lebih hebat. Pengusaha besar bermata biru savir, sekarang berumur 52 tahun, kini menduduki posisi sebagai pemilik perusahaan keamanan internet.
Dengan sagala macam masalah dilalui. Dia pernah bekerja menjadi penjual koran loh. Juga pernah bekerja menjadi kolektor utang. Dia pernah bekerja menjadi pembersih lantai bergaji $76 per- minggu. Herjavec memang hidup berkecukupan tetapi dia ingin lebih.
Umur 14 tahun dia "digigit" serangga entrepreneurship. Dia lantas menyatakan keinginan menjadi pengusaha kepada kedua orang tua. Ayahnya lantas memberikan saran. Ayah Herjavec menunjuk jabatan tertinggi di perusahaan tempatnya bekerja. Tetapi sosok tersebut tidak membuat Herjavec berpuas.
"Bagi orang tua saya, orang itu adalah sosok paling sukses mereka tau karena dia adalah sosok yang tidak akan dipecat dan pekerja keras."
Tanpa adanya mentor membuat dia cukup kesulitan. Dia ingin menjadi orang yang tidak peduli akan gajinya ataupun sewa. Ingin menjadi seseorang sukses dan besar. Dia kemudian menyasar buku- buku menjadi sang mentor. Sasarannya tidak lain adalah kisah- kisah biografi pengusaha.
Dari sanalah dia menemukan tidak seorang pun peduli akan orang biasa. Kesuksesan adalah bisa dihitung. Ia mau menjadi sukses dan menghasilkan banyak uang. Atau apapun yang mendefinisikan kesuksesan tersebut. "Lakukan satu hal dan lakukan itu lebih baik dari siapapun," jelasnya. "Lakukaan apapun buat menjadi paling hebat."
Jika tidak mau, maka kamu tidak akan pernah melihat titik potensi kamu. Kamu tidak akan pernah sukses buat menghidupkan mimpi kamu.
"Temukan talenta kamu, jadilah hebat dan lakukan hal hebat dari telanta kamu sendiri. Jika kamu lakukan, tidak cuma kamu akan sukses, kamu akan mendapatkan kepuasan pribadi dan mencukupi sesuatu uang tidak dapat beli."
Catatan: foto diatas adalah fotor Robert Herjavic di rumah lamanya
0 comments:
Post a Comment