Profil Pengusaha Wahyu Widodo
Umur masih muda tapi mau jadi petani. Tentu orang tua akan berpikir dua kali keputusan Wahyu. Pria yang bernama lengkap Wahyu Widodo memilih bertani. Alkisah semua bermudal dari perpustarakan yang digagas oleh CSR Coca- Cola Foundation.
Keinginan wirausaha
"Bapak ibu saya seorang petani. Tahun lalu selepas SMA saya tidak bisa melanjutkan kuliah," kisah Wahyu tentang kehidupan keluarganya. Tetapi satu hal tidak pernah dia tidak lanjutkan yaitu kebiasaan membaca.
Dia memang petani sejak kecil. Membantu keluarga bertani memang sudah kebiasaan. Namun mana ada orang tua mau anaknya menjadi petani jaman sekarang. Mereka lebih suka melihat dia bekerja di pabrik. Apalagi ketika gagal panen susah hidup mereka terasa. Namun dibenak hati Wahyu ada keinginan membuka usaha.
Waktu itu dia belum terpikir menjadi pengusaha agro. Bayangan pemuda 19 tahun tersebut itu mengambang antara keinginan merubah nasib tetapi tidak tau caranya. Bak pungguk merindukan bulan niat Wahyu menjadi pengusaha ditanggapi kedua orang tuanya seolah tidak mungkin.
Pola pikir mengenai berwirausaha butuh modal melekat. Anak petani gurem ini cuma sampai bermimpi pikir orang tuanya. Hingga sebuah acara pelatihan kewirausahaan diadakan dalam bentuk perpustakaan. Mereka mengajarkan bagaiman menjadi wirausaha lewat buku.
Seorang pengelola perpustakaan desa (perpusdes) lantas mengajak dia ikutan. Bayangan pertama dia mana bisa berhasil. Perpustakaan kan tempat membosankan. Awal dia menolak karena bayangan tempat berdebu, kumuh, gelap dan membosankan menghantui. Tetapi ayah ibu Wahyu mendorong dia agar mau ikutan saja.
Mereka paham keinginan sang anak mau berwirausahaan. Meski mereka pesimis mereka tetap memahami. Akhirnya Wahyu ikutan mendaftar dan dia mendapatkan kejutan disana.
Orang tua cuma bilang mungkin disana merupakan jalan Wahyu. Omongan orang tua ternyata benar adanya. Ia mendapatkan pelatihan internet dan cara memakai internet. Bayangan tentang perpustakaan jadul tidaklah terlihat sama sekali. Wahyu juga mendapatkan cekokan banyak video motivasi menjadi wirausaha sukses.
Video berisi orang- orang sukses berwirausaha. Perpustakaan desa membuat Wahyu tidak cuma ingin. Dia mulai membangun mentalnya, bisnis apa yang akan dijalankan, dan semakin ingin lagi. Tidak cuma Wahyu belajar sendirian. Ada kawan sesama pelatihan dapat berbagi obrolan termasuk usaha apa menarik.
Dari obrolan dia tertarik dengan usaha temannya yaitu budidaya jahe merah. Meneliti lebih dalam Wahyu tak cuma membukan buku juga membuka internet.
Bisnis jahe
Disela pelatihan dia mulai mengumpulkan informasi tentang jahe merah. Pemuda ini memang sudah ingin jadi pengusaha sejak lulus SMA pada 2014 silam. Pulang pelatihan kakak meminjamkan uang Rp.200.000 buat usaha. Kemudian mengumpulkan uang jajan sampai Rp.400 ribu dibuat membeli bibit jahe dari internet.
Sayangnya, bertani tidak semudah dibayangkan, apalagi tanaman tengah dibudidaya adalah komoditas yang mahal dan susah. Awal memulai semua bibit ditanam dia mati. Dia tidak pantang menyerah. Dia kemudian kembali Sragen membrowsing dan mencari buku literatur.
Ia membaca bagaimana cara membuat bibit jahe merah sendiri. "Ketika ingin menanam jahe lagi tetangga saya tertawa karena kegagalan sebelumnya," kenang Wahyu. Justru ketika dia mencoba kembali malah hasil bibit jahe Wahyu lebih bagus dibanding bibit beli.
Sudah sukses mau diapakan pikir Wahyu. Dia ingat memiliki akun Facebook. Ia lalu memfoto bibit dia miliki dan memposting ke sosial media, meminjam komputer dari Perpusdes. Pagi bangun tidur dia sudah bangun memfoto bibit jahenya. Dia masih memakai kamera jadul hp kemudian dimasukan komputer lalu diupload.
Dua jam saja seseorang dari Purwodadi menelepon. Kemudian disusul orang asal Solo dan Purwerojo. Dia menghantar sendiri ke pesanan ke kota tersebut. Dua bulan kemudian datang dari Jawa Barat serta Sumatra. Lima bulan kemudian lebih banyak pesanan, bahkan mencapai Rp.4- 10 juta lebih dari cukup membiaya kuliah.
Lalu, dia memutuskan melanutkan kuliah, menjadi mahasiswa jurusan Agrobisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Semua dia syukuri beruntung dia mengikuti saran orang tua. Dia mencari ilmu dari perpustakaan Dari membaca kemudian memanfaatkan koneksi internet dan komputer.
"...akhirnya saya bisa membuka usaha sendiri dengan berjualan online dari perpustakaan," tutur dia.
Dia kemudian ingin menjadi eksportir jahe merah. Tidak berhenti disana, dia membuka usaha lain seperti hal bisnis penjualan karung, tetes tebu, kemudian dia akan menyasar jahe gajah. "Omset saya sampai Rp.10 juta per- bulan," imbuhnya.
0 comments:
Post a Comment