Thursday, May 26, 2016

Maenan Burung Lovebird Eri Tidak Lagi Manajer

Profil Pengusaha Eri Purwanto 


 
Tren burung lovebird berdampak kepada hidup seseorang. Seorang pria bernama Eri Purwanto tidak lagi menjabat manajer. Memang cukup booming terutama di Semarang. Burung jenis paruh bengkok yang punya warna menewarn. Harga memang terbilang relatif terjangkau tetapi mudah dijual.

Di Semarang sudah banyak orang mencoba menangkar. Tidak banyak mampu bertahan lama. Butuh lebih dari sekedar hobi burung untuk melakukan. Salah satunya yang bertaha, ya siapa lagi, kalau bukan Eri yang sempat ditentang sang istri.

Selain bertahan juga mampu mengembangkan kualitas. Padahal awalnya dia memulai dengan tempat yang sederhana. Suara kekehan burung lovebird terdengar cetar ketika kamu berkunjung ke rumahnya. Rumah Eri ada di perumahan Dempel Baru, Kec. Pedurungan, Semarang, sudah penuh dengan lovebird rapih dalam kandang.

Semua tersusun rapih di teras rumah menyambut para tamu. Lalu dipojokan rumah ada kandang khsusus besar buat penangkaran. Pria berkumis tipis ini memang tidak menyangka hasilnya menakjubkan. Padahal ia sendiri asing dengan dunia perburungan, apalagi lovebird. Hanya manajer perusahaan di sebuah perusahaan asing.

Namun menemukan potensi besar dibalik burung lovebird. Alkisah dia mendapatka ilham dari anak buahnya sendiri semasa menjadi pegawai. Ia heran kenapa anak buahnya tidak suka lembur. Setiap kali ditawari buat lembur malah gak mau. "Ternyata, dirumahnya punya peliharaan tiga pasang lovebird," tuturnya.

Dan sekali panen menghasilkan anakan. Sang anak buah menghasilkan 5- 6 tulur, dan bisa dihargai mencapai Rp.750 ribu sampai Rp.1 jutaan. Waktu itu lovebird belum sebooming sekarang masih jarang penangkar.

Akhir 2008 ia memutuskan buat menjajal potensi bisnis ini. Peruntungan buat menangkar burung lovebird buat dijadikan ladang bisnis. Bahkan Eri nekat keluar dari perusahaan tempatnya bekerja. Sempat mendapat tentangan dari sang istri, Siti Eka Winarni, tetapi dia tetap ngotot percaya diri mampu taklukan lovebird.

Gigih meyakinkan istri bahwa lovebird cukup menghidupi mereka. Dorongan harus sukseslah membuat Eri membeli sepasang lovebird lutino. Harga beli waktu itu sepasang sudah mencapai Rp.12 juta. Beruntung ia mendapatkan dukungan istri sekarang. "Kemudian beranak, anaknya saya jual, saya belikan indukan lagi."

Bisnis berkembang


Ayah empat anak ini mengaku sudah memiliki lebih dari 30 pasang indukan. Dimana jenisnya sudah banyak mulai lutino, batman, violet, albino, palamas, sampai blorok. Pasangan indukan tersebut menghasilkan anak sampai 20 anakan sekali panen.

Tempat pun sudah tidak mencukupi. Burung segitu banyaknya di rumah Eri masih kurang. Masih ada lagi, ia menempatkan mereka di rumah sang mertua. Penghasilkan diakui sampai tiga kali lipat dibanding waktu ia bekerja dulu. Ia sendiri enggan menyebut berapa besaran uangnya.

Eri cukup menggunakan kandang kecil buat beternak. Usaha beternak lovebird nya dimulai dengan ukuran kandang 40x60. Soal perjodohan dibutuhkan kandang khusus karena sistemnya koloni. Maksudnya tidak bisa cuma satu- satu tetapi biarkan si burung sendiri memilih.

Untuk pemasaran sudah sampai luar Semarang, seperti Bekasi bahkan sampai ke Kalimantan. "Kalau di Kalimantan harga palamas masih tinggi," ungkap Eri.

Agar bisnis tetap berjalan kualitas tetap nomor satu. Meski bisnis penangkaran, setiap burung merupakan satu keturunan juaran berkualitas tinggi. Tidak salah jika hasilnya menuruni watak induknya. Harga menjadi relatif stabil. Karena lovebird booming, berarti harga jadi murah, makanya tidak bisa sembarangan.

"Saya hanya maen di trah khusus kekekan karena harganya masih mahal," utasnya.

Berkat kegigihan dan rasa percaya diri membuatnya dikenal. Pria yang mendapatkan julukan master lovebird asal Semarang. Namun perjuangan tidak semudah kami tuliskan disini. Utamanya menghadapi masalah yang ia sebut 3 M. "Tiga M, yaitu maling, mati, mabur (terbang)," Eri menerangkan.

Sebagai orang sukses berbisnis lovebird. Ia sering menjadi rujukan buat memulai. Terutamanya di sekitaran Semarang dan beberapa daerah sekitar. Menjadi rujukan bagaimana menghasilkan lovebird juara. Menurut Eri semuanya biasa mulai makanan, kandang bersih, serta memakai vitamin biasa.

Maenan Burung Lovebird Eri Tidak Lagi Manajer Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Ahadi muslih

0 comments:

Post a Comment