Profil Pengusaha Marta Afrianto
Marta Afrianto tidak pernah menyangka dirinya adalah pengusaha. Pria asal Banyumas, Jawa Tengah, jadi pengusaha lampion ternama. Waktu itu ia menjelaskan awal mula membuat lampion karena iseng. Kini, dia sudah memiliki 5 orang karyawan menghasilkan aneka bentuk lampion cantik.
Iseng- iseng saja berbisnis. Berawal dari sang istri yang mendadak sakit. Karena istri sakit kan kalau malam jadi tidak mengerjakan apa- apa. Anto lantas membuat lampion sendiri. Dia mencontoh kakak yang seorang pengrajin lampion tetapi cuma satu macam.
Maka Anto berinovasi melepas zona nyaman. Invosai dimaksud adalah membuat aneka bentuk kartun anak- anak. Mengejutkan aneka lampion berbentuk Angry Bird, Hello Kitty, Mickey Mouse, Donald Bebek, kini dapat menjadi hiasan gantung lucu.
Bisnis Anto merambah tidak cuma lampion tetapi juga lampu gantung. Uniknya semua terbuat dari benang yang digulung- gulung. Ia juga tidak lupa mengikuti tren karakter yang tengah naik daun.
"Dulu saya buat polos," ujarnya. Cerdiknya dia merasakan kendala pemasaran terjadi. Mungkin juga telah ia pelajari pengalaman sang kakak. Maka dia mencari- cari sesuatu di internet. Lantas ia mulai mendownload aneka gambar.
Selanjutnya menjadikan gambar tersebut rujukan dijadikan bisnis. Hasil penjualan meningkat bahkan sampai membuat dia keteteran. Ternyata pangsa pasar ditargetnya bagus menarik perhatian. "...saya keteteran," tutur dia.
Walau terlihat sepele tetapi ternyata sulit juga. Anto menyebut meski sudah diajari beberapa pegawai masih merasa kesulitan. Aneka macam lampu lampion memang sulit dibuat. "Baru saya yang bisa membentuknya," Anto menambah. Para pegawai cuma ditugasi menggunting, menggulung, pasang mata dan telinga.
Bahan pertama yaitu balon dipompa gas. Lantas diberikan lem kayu digulungi benang sesuai motif. Balon pompa biasa bukan balon khusus. Benang gulung dibuat dua lapis agar tebal timbul. Setelah dikasih lem, lalu dia kasih benang sampai tiga lapis, terus sampai empat lapis kemudian dijemur.
Kalau sudah kering benang dan lem kayu, tinggal dikeluarkan balonnya dan jadilah bentuk. Tinggal dikasih mata dan telinga sesuai dengan motif karakter. Kerangka itulah yang lantas ditempeli lampu serta kabel untuk dinyalakan.
Sukses penjualan lewat online membawa produknya sampai di Jember, Kalimantan, Jakarta, Bandung, Bali, sampai Banymas. Harga lampu dipatok Rp.50 ribu sampai Rp.120.000 tergantung bentuk dan ukuran. Ia menyebut pesanan terbanyak ialah dari Jember, pesanan dua minggu sekali 50 buah lampu tidur berbagai ukuran.
Kerepotan memenuhi pesana dirasakan Anton. Karena kerepotan bahkan Anton memberikan tugas dibawa pulang ke rumah.
Nama bisnis Alin Light Craft, Perum Pasir Indah Blok G.4 Desa Pasir Lor, Kecamatan Karanglewas, di Banyumas, Jawa Tengah.
Bahan pertama yaitu balon dipompa gas. Lantas diberikan lem kayu digulungi benang sesuai motif. Balon pompa biasa bukan balon khusus. Benang gulung dibuat dua lapis agar tebal timbul. Setelah dikasih lem, lalu dia kasih benang sampai tiga lapis, terus sampai empat lapis kemudian dijemur.
Kalau sudah kering benang dan lem kayu, tinggal dikeluarkan balonnya dan jadilah bentuk. Tinggal dikasih mata dan telinga sesuai dengan motif karakter. Kerangka itulah yang lantas ditempeli lampu serta kabel untuk dinyalakan.
Sukses penjualan lewat online membawa produknya sampai di Jember, Kalimantan, Jakarta, Bandung, Bali, sampai Banymas. Harga lampu dipatok Rp.50 ribu sampai Rp.120.000 tergantung bentuk dan ukuran. Ia menyebut pesanan terbanyak ialah dari Jember, pesanan dua minggu sekali 50 buah lampu tidur berbagai ukuran.
Kerepotan memenuhi pesana dirasakan Anton. Karena kerepotan bahkan Anton memberikan tugas dibawa pulang ke rumah.
Nama bisnis Alin Light Craft, Perum Pasir Indah Blok G.4 Desa Pasir Lor, Kecamatan Karanglewas, di Banyumas, Jawa Tengah.
0 comments:
Post a Comment