Profil Pengusaha Randhy Prasetya dan Teman
Ini kisah seorang dosen yang menjadi pengusaha. Namanya Randhy Prasetya, adalah pengusaha muda yang sukses berkat kaos kata- kata. Usaha yang dijalankan sejak 2010 dan akhirnya mampu menghasilkan omzet sampai Rp.50 juta. Padahal menurutnya dia memulai cuma bermodalkan Rp.50 ribu.
Alkisah pria 31 tahun ini mulai iseng di Facebook. Mulai membuat kata- kata sastra elok di tahun 2010 -an. Nah, kemudian seorang teman nyeletuk, namanya Tiwi bilang ke Randhy kenapa tidak memanfaatkan kata- kata tersebut menjadi peluang bisnis.
Bisnis mepet
Prinsipnya, "karena kata- kata tidak bisa dipegang, maka kita kaoskan." Maka dimulailah perjalanan dia dan dua orang temannya berbinsnis kaos. Modalnya cuma Rp.50 ribu dibelikan bahan kaos sederhana. Cetak kata- katanya pakai peralatan sablon sederhana. Biaya murah tetapi tulisan dikaos benar- benar menyentil.
Kata- katanya cerdas kemudian dibungkus dalam Yajugaya. Kenapa sih tidak membuat tulisan bahasa asli kita menjadi sekeren bahasa Inggris. Walaupun sudah dijalankan sejak 2010 -an. Butuh waktu sampai tahun 2013- 2014 menjadi bisnis sebenarnya menghasilkan untung.
Tiwi menyebut semua orang mengekspresikan lewat kata. Yajugaya merupakan kalimat berbahasa Indonesia tetapi memiliki kebijakan seperti kata asing lainnya. Untuk menaikan pamor bahasa Indonesia ketiganya lalu membuat dari tulisan menyindir, tetapi berkelas, dan mahal kesannya.
Ketiganya tidak memiliki latar belakang fasion. Tetapi nekat membuka usaha fasion bermodal beberapa ribu. Kenekatan mereka didukung keseriusan buat belajar. Mereka mencari tau cara menyablon. Mereka aktif mencari tempat belajar menyablon yang berkualitas.
Tiwi, istri Aga, sahabat Randhy bukanlah sembarangan. Randhy adalah seorang produser. Sedangkan Tiwi sendiri adalah trader saham. Kemudian suaminya memiliki pekerjaan di agensi periklanan. Kalau soal kreatif dua orang lelaki ini memiliki jiwanya. Dibantu Tiwi sebagai manajar ketiganya mencoba peruntungan sendiri.
Bisnis 50 ribu
Randhy ingat betul cuma megang uang selember warna biru. Kaos pertama dari selember digunakan menjadi pancingan gratisan. Ketika orang pesan dua maka dapatlah kaos itu. Istilah dipakai Randhy yakni jualan ala per- satuan. Atau sistem lebih jelasnya jualan berdasarkan pesanan atau meet the order pembeli.
Mereka memesan bisa minta dibuatkan berdasarkan status Instagram @Yajugaya. Randhy sendiri sudah siap 500 kalimat tinggal orang pesan dulu dan dibuatkan. Hasil untungnya digunakan sebagai modal mengikuti aneka bazar atau pop- out market.
Uniknya mereka tidak ngoyo memproduksi kaos. Karena orang dibuatkan ketika memesan katanya dari Instagram mereka. Lain ceritanya jika mereka mengikuti bazar sudah disiapkan dulu. Ratusan potong bisa terjual habis lewat acara bazar produk. Kalau online cuma menjual 20- 30 bajuan per- minggunya.
Awal mereka memasarkan lewat Facebook berbentuk gambar. Karena responnya semakin baik Randhy makin bersemangat membuat aneka tulisan. Dia juga menuliskan kata- kata sastra indah. Ketika booming Instagram, maka ia memindah jualannya melalui Instagram tersebut.
Harga jualnya mungkin Rp.190 ribuan. Buat produk bantal seharga Rp.250 ribu dan frame kata seharga Rp.150- Rp.250 ribu, dan mereka mengantungi Rp.50 juta ketika mengikuti acara. Ketiganya tidak punya latar belakang bisnis jadi usahanya cuma untung- untungan.
Ide dibalik kenama kata diatas kaos. Randhy menyebut fenomena garuda di dadaku. Kalau gambar saja bisa dijadikan kaos dan memberika semangat. Maka Yajugaya juga dapat mempresentasikan motivasi bagi kita anak muda. Kaos Yajugaya uniknya lagi cuma memberikan dua warna baik tulisan atau kaosnya: hitam putih.
Total ada 200 kata selah satu contohnya Se(n)iman, Mampu(s) Tanpamu, dan lainnya. Penjualan kaos milik mereka penjualannya semakin baik. Usaha yang dirintis sejak enam tahun silam sudah memiliki pasar. Dia menyebut setiap hari sudah bisa 30 kaos dipesan. Tidak cuma lokal, dari Malaysia bahkan sampai Jerman.
Bagi kamu mau memesan atau mau menjadi agen langsung kunjungi Instagram mereka.
Harga jualnya mungkin Rp.190 ribuan. Buat produk bantal seharga Rp.250 ribu dan frame kata seharga Rp.150- Rp.250 ribu, dan mereka mengantungi Rp.50 juta ketika mengikuti acara. Ketiganya tidak punya latar belakang bisnis jadi usahanya cuma untung- untungan.
Ide dibalik kenama kata diatas kaos. Randhy menyebut fenomena garuda di dadaku. Kalau gambar saja bisa dijadikan kaos dan memberika semangat. Maka Yajugaya juga dapat mempresentasikan motivasi bagi kita anak muda. Kaos Yajugaya uniknya lagi cuma memberikan dua warna baik tulisan atau kaosnya: hitam putih.
Total ada 200 kata selah satu contohnya Se(n)iman, Mampu(s) Tanpamu, dan lainnya. Penjualan kaos milik mereka penjualannya semakin baik. Usaha yang dirintis sejak enam tahun silam sudah memiliki pasar. Dia menyebut setiap hari sudah bisa 30 kaos dipesan. Tidak cuma lokal, dari Malaysia bahkan sampai Jerman.
Bagi kamu mau memesan atau mau menjadi agen langsung kunjungi Instagram mereka.
0 comments:
Post a Comment