Profil Pengusaha Hajjah Mariani
Sudah 20 tahun lamanya, di Jalan Mojopahit, Medan Sumatra Utara, menjadi sentranya jajanan khas yang bernama bika ambon. Namun tau kah kamu ada bikan Ambon spesial. Baru berjualan lima tahun saja nama Bika Ambon Zulaikha melejit menjadi salah satu yang terpopuler. Lima tahun sudah pengusah paruh baya ini berjualan.
Kue bika Ambon Zulaikha terkenal seantero Sumatra. Bahkan namanya merambah sampai ke pasar negara tetangga. Alkisah pengusaha pemiliknya adalah mantan apoteker. Hajjah Mariani mantan asisten apoteker salah satu perusahaan farmasi nasional. Sudah 35 tahun kenapa dia tidak berhenti dan membuka usaha saja.
Berawal dari toko kue biasa bernama Zulaikha, nama putri pertamanya dan satu- satunya. Nama anak itu adalah Ira Zulaikha Ray. Sejak 2003 usahanya berkembang fokus berbisnis kue bernama ATI atau Acay atau sekarang namanya bika ambon.
"Tapi sekarang yang favorit adalah Zulaikha, milik Hajjah Mariana," tutur seorang.
Menurut sejarahnya memang makanan ini aslinya buatan orang China di Medan. Berkat cita rasanya makan nama kue ini menjadi khasnya Medan.
Bisnis pasaran
Memulai bisnis bika Ambon bukan perkara mudah bagi Mariani. Wanita berkerudung ini menyebutkan hal istimewa tentang bikanya ada di rasa. Tidak terpikir sama sekali dirinya akan menjadi wirausaha. Hanya ia merasa butuh melakukan sesuatu ketika pensiun. Selepas bekerja 35 tahun, Mariana memilih berjualan bika Ambon.
Dalam kurun waktu enam tahun namanya sudah dikenal. Ia mampu menyaingi usaha bika Ambon lainnya yang sudah eksis duluan. Kiat sukses Mariani menurutnya terletak pada kemampuan menebak pasar. Dia mampu menyuguhkan bika Ambon dengan tujuh varian rasa.
Selain bika Ambon, makanan seperti bolu gulung, brownis, manisan jambu, sirup markisa, dimana resepnya bikinan keluarga sendiri. Bahan alami menjadi andalan Mariana, meski akhirnya cuma bertahan 3 harian saja.
Nastar juga menjadi andalan Mariana. Dulu sih pengusaha bika Ambon kebanyakan warga Tionghoa. Dia menambahkan mungkin lantara itu pulalah bikanya menjadi terkenal. Karena memiliki gelar haji tentu bika dibuatnya menjadi lebih menarik oleh masyarakat Indonesia mayoritas muslim.
Selain itu kualitas bika bikinan Mariani terjaga. Dia juga mengambangkan aneka rasa. Seperti bika Ambon warna hijau berbau pandan. Istri Bapak Ismeth Fuad Rangkuty Al- Haj ini memiliki tujuh varian rasa yakni ada bika biasa, pandan, pisang ambon, durian keju, dan pandan keju.
Guna mendukung usahanya Mariani melengkapi usahanya dengan sertifikasi halal. Mariana mengaku mampu menghabiskan 200 liter gula nira. Dalam sehari bika Ambonnya mampu terjual sampai 500 kotak. Bahkan sampai 1.000 kotak ketika musim liburan. Harganya dari Rp.35.000 sampai Rp.65.000, menjadi 15 iris atau 40 iris.
Membuat aneka varian rasa baru hukumnya wajib. Selain itu dia memberikan kemasan menarik dengan warna dan kualitas bahan. Bika Ambon miliknya memiliki varian rasa yang berbeda dibandingkan bika sebelumnya.
Ada cara unik setiap pembelian bika Ambon. Pembeli tinggal ambil bika kemudian membayar ke kasirnya ketika akan keluar. Konsepnya seperti minimarket khusus jajanan. Akan ada kasir siap sedia menerima pembayaran dari wisatawan. Nama bika Ambon memang sudah dikenal dan bika miliknya menjadi salah satunya.
Bisnis pensiunan
Dia hanya ingin bagaimana tidak menganggur. Ingin tetap bermanfaat dimasa tua mendatang. Maka ketika ia pensiun membuat kue menjadi pilihan. Dari kegemaran ternyata respon masyarakat sangat mengejutkan Dia mengaku sepanjang berbisnis jarang sekali merugi.
"Saya sudah biasa bekerja dan ingin waktu saya bermanfaat. Jadi saya tidak mau jadi pengangguran," tutur dia.
Motivasi lain ternyata adalah perasaan miris. Ketika Hari Raya, ia melihat banyak orang muslim berjuble buat mengantri membeli bika Ambon di tempat non- muslim. Dia ingin memberikan rasa nyaman bagi mereka. Jadi lelah mengantri terbayar dengan kenyamanan hati.
'
Sebelum membuka usaha bika Ambon. Mariani lebih dahulu belajar aneka membua kue. Salah satunya ya cara membuat bika Ambon. Bermodal Rp.10 juta dia mencoba peruntungan menjadi pelopor. Menjadi pengusaha bika Ambon muslim pertama. Marketing awal dijajakan ke teman- teman sewaktu dia bekerja dulu.
Ternyata kuenya disukai temannya. Kepercayaan diri Mariani meningkat dan mulai mencari celah. Dalam ketatnya persaingan bika Ambon, memberikan selain rasa nyaman juga inovasi. Alhasil ya dia kebanjiran orderan meski baru buka beberapa tahun saja.
Ketika Hari Raya usahanya akan dipadati pengunjung. Bahkan menurut penuturannya sudah seperti antrian sembako. Memang rasanya tidak meragukan. Itulah kenapa pernah satu kompi tentara datang pukul 01.00 pagi. Mereka datang cuma buat memborong bika Ambon buatannya.
Masuk tahun 2005, usahanya sudah memiliki dua gerai, dimana gerai keduanya dijalankan oleh anakanya, yaitu Ika Zulaikha dan suaminya.
Mulai dari nol
Dia bermodal uang Rp.10 juta. Usahanya berjalan statis tarus naik. Bahkan bisa dikatakan hampir tidak pernah dia merugi. Karena itulah banyak bank menawari pinjaman. Mariani mengaku tidak tertarik menarik pinjaman. "Saya mau berdiri di atas kaki saya sendiri," pungkasnya.
Dia tidak pernah menyangka usahanya akan besar. Memang rezeki sudah diatur oleh Tuhan. Meski banyak orang akan memilih ekspansi ke luar kota. Mariani memilih membuka gerai tetap di Medan. Alasannya itu simple karena bika Ambon miliknya merupakan khas Medan.
Mariani yang sadar telah diberikan rejeki berlimpah. Dia tidak pernah lupa berbagi. Dia selalu membayar zakat dan sedekah. Ia rajin menyumbang ke masjid dan kegiatan dakwah. Jika ada karyawan bujang maka akan diberika tempat tinggal dan mendapatkan pembinaan.
Hajjah Mariani juga menjalin kerja sama dengan tukang becak. Jika ada tukang becak mempromosikan tempat usahanya akan diberi hadiah: Kue bikan gratis. Terkadang tukang becak pengantar para pembeli juga dapat air minum gratis. Untuk mendukung usahanya sudah bersertifikasi Halal LPPOM MUI.
Usaha yang dijalankan sejak 6 Agustus 2003 ini tidak pernah sepi. Berawal menjual 8 boks lalu naik sampai 500 boks. Awalnya cuma fokus menyasar waktu lebaran. Ketika awal di buka, tempatnya hanya menjadi penampungan yang tidak kebagian antrian di toko lain. Berkat kualitas pengunjung dadakan malah datang lagi.
Lambat laun namanya malah lebih dikenal dibanding toko lain. Rupanya rasanya lebih cocok buat orang kita sendiri. Kini usahanya sudah mempekerjakan 50 orang karyawan. "Omzet agak rahasia," tutur Zulaikha, putri bontot empat bersaudara Hajjah Mariani.
Usahanya bukan main- main. Setiap bika dibuat dengan kurun waktu dua jam. Bahan niranya memakai nira divermentasi selama semalam. Kalau bika dibuat sore maka dijualnya besok sore. Bika bikinan mereka ini hampir setiap hari ludes dan tutup pukul 21.00. Saat Idul Fitri nanti penjualan naik 2 sampai 5 kali lipatan.
Selain bika Ambon yang best seller yaitu lapis legit. Penjualan mencapai 500 boks terjual. Selain menjual di toko juga menjual di online inilah kelebihan bika Ambon Zulaikha.
0 comments:
Post a Comment