Profil Pengusaha Muhammad Tono
Menjadi pengusaha tidak berpatokan dengan latar pendidikan. Siapa saja, berlatar pendidikan setinggi mana saja, bisa menjadi pengusaha sukses kelak. Perlu dibutuhkan ialah fokus dengan tujuan. Bob Sadino telah membuktikan hal tersebut lewat dirinya.
Contoh lah Muhammad Tono seorang lulusan SMK. Jangan diliat latar pendidikannya, tetapi usaha pepaya miliki Tono maju. Pola pikir dikembangan bisnis Tono unik. Dia menganalisa bahwa Tuban kekurangan buah pepaya. Stoknya yang tipis sementara permintaan besar dari masyarakat.
Jadi tidak salah jika dia memilih pepaya Calina IPB-9. Ia mengembangkan bibit. Budidaya buah pepaya ini menghasikan buah pilihan. Untuk satu toko buah paling tidak dibutuhkan 20 buah pepaya. Di Tuban sendiri banyak sekali toko buah sampai puluhan.
"Saya berpikir untuk mengembangkan budidaya pepaya Calina," jelasnya. Dimana dikesempatan bersama Detik.com menyebutkan omzet sampai Rp.11 jutaan.
"...itu belum dikurangi gaji pegawai," celetuknya.
Pemuda kelahiran Julia 1991 ini memang tahan banting bertani. Tidak cuma jualan buah juga berjualan bibit pepaya. Ia setidaknya mampu meraih Rp.10 jutaan per- bulan. Usaha dibawah bendera CV. Negeri Hijau terus mengembangkan pepayanya.
Belum genap setahun bisnisnya sudah lumayan. Ada dua tempat usaha dijalankan Tono. Pertama ada pusat pembibitan pepaya di Kelurahan Mondakan. Kemudian perkebunan pepaya ada di kawasan Desa Tuwiri. Ia mengatakan tempat pembibitan kecil tetapi menghasilkan empat ribu bibit.
Kebun pepaya Tono memiliki seratus pohon. Karena tempatnya kecil Tono tidak memaksa. Ia mengakali dengan memberikan konsep kerja sama. Yakni masyarakat mitra menjadi pemilik tanah, nanti bibitnya beli dari Tono, setelah berbuah maka akan dibeli Tono.
Ia sendiri tidak memaksa kok. Kalau sudah bisa memasarkan sendiri tidak masalah. Setiap dari mitra, Tono biasanya membeli dikisaran harga Rp.3.500 per- kg. Meski berbekal pendidikan SMK, Tono tidak mau kehilangan akal, langsung saja mencari reverensi dari mana saja cara membudidaya pepaya Calina.
Kelebihan pepaya Calina justru dari kecilnya. Karena buah pepaya cenderungnya tidak habis. Disisi lainnya buah Calina lebih manis. Soal produktifitasnya juga termasuk tinggi. Dalam enam bulan pertama sudah siap berbuah. Kalau sudah begitu buah dapat berbuah tiap 1 minggu. Seminggunya cuma boleh diambil sebuah saja ya.
Kenapa tidak memilih buah impor. Tono menjelaskan bermain buah lokal justru jarang pesaing. Yang kamu butuhkan hanyalah bagaimana membaca kebutuhan pasar. Tono menyebut Tuban merupakan daerah sejuk. Cocok buat menanam buah pepaya dan ternyata buah pepaya cukup digemari di masyarakat.
Mitra petani Tono mencapai 35 orang tersebar di wilayah Tuban. Total laha dikelola mitranya mencapai 13 hektar. Satu hektarnya dia menyebut ditanami 1.300 pohon. Jarak antar pohonnya 2 x 2,5 meter. Lalu ia mengingatkan pepaya tidak berkayu jadi jangan terendam air.
Meski tengah sukses Tono tidak berhenti. Jika dia mendapatkan kesempatan belajar. Maka Tono akan siap mengerjakan termasuk pelatihan wirausaha PT. Semen Gresik. Dapat pinjaman modal sampai 20 juta. Udah begitu Tono mendapatkan pelatihan kewirausahaan Wirausaha Muda Kokoh.
Sebagai pengusaha muda Tono siapkan ekspansi. Dia mengaku beternak kambing dan kotorannya. Kotoran dapat dijadikan pupuk buat pepaya Calina miliknya. Dalam sehari mengantungi 10 kantung kotoran. Ini jadi cara efekif mengurangi biaya budidaya pepaya Calina Tono.
Berawal dari prihatin dengan keadaan petani peternak Indonesia. Mereka punya ternak tetapi tanah mereka tidak terurus terawat. Padahal menurutnya peternakan dan pertanian dapat digabungkan. Tahun 2010, sejak lulus Wirausaha Muda Kokoh, uangnya digunakan juga buat membuka usaha ternak kambing.
Usaha dimulai dari 13 ekor kambing beranak pinak. Pola bagi hasil digunakan Tono kembali. Berbekal uang serta kepercayaan masyarakat sudah memiliki 400 ekor. Kambing titipan tersebut sudah termasuk 30 ekor sapi di kandang. Konsep pertanian terpadu menjadi andalan pengusaha muda 22 tahun tersebut.
Air kencing dan kotoran dijadikan pupuk. Ia kemudian menanam terong di lahan 1.000 meter. Sementara pepaya Calina mencapai luas tanah 1,5 hektar. Kambing akan dijual setelah gemuk setelah tiga bulan. Tono mengantungi Rp.150 ribu sampai Rp.200.000 per- ekor. Dia dibantu tujuh orang karyawan warga setempat.
Karyawan Tono mendapatkan Rp.35 ribu per- hari dibayar perbulan. Untuk petani yang lahannya digunakan juga sudah termasuk uang sewa lahan.
Jadi tidak salah jika dia memilih pepaya Calina IPB-9. Ia mengembangkan bibit. Budidaya buah pepaya ini menghasikan buah pilihan. Untuk satu toko buah paling tidak dibutuhkan 20 buah pepaya. Di Tuban sendiri banyak sekali toko buah sampai puluhan.
"Saya berpikir untuk mengembangkan budidaya pepaya Calina," jelasnya. Dimana dikesempatan bersama Detik.com menyebutkan omzet sampai Rp.11 jutaan.
"...itu belum dikurangi gaji pegawai," celetuknya.
Pemuda kelahiran Julia 1991 ini memang tahan banting bertani. Tidak cuma jualan buah juga berjualan bibit pepaya. Ia setidaknya mampu meraih Rp.10 jutaan per- bulan. Usaha dibawah bendera CV. Negeri Hijau terus mengembangkan pepayanya.
Bisnis agrari
Belum genap setahun bisnisnya sudah lumayan. Ada dua tempat usaha dijalankan Tono. Pertama ada pusat pembibitan pepaya di Kelurahan Mondakan. Kemudian perkebunan pepaya ada di kawasan Desa Tuwiri. Ia mengatakan tempat pembibitan kecil tetapi menghasilkan empat ribu bibit.
Kebun pepaya Tono memiliki seratus pohon. Karena tempatnya kecil Tono tidak memaksa. Ia mengakali dengan memberikan konsep kerja sama. Yakni masyarakat mitra menjadi pemilik tanah, nanti bibitnya beli dari Tono, setelah berbuah maka akan dibeli Tono.
Ia sendiri tidak memaksa kok. Kalau sudah bisa memasarkan sendiri tidak masalah. Setiap dari mitra, Tono biasanya membeli dikisaran harga Rp.3.500 per- kg. Meski berbekal pendidikan SMK, Tono tidak mau kehilangan akal, langsung saja mencari reverensi dari mana saja cara membudidaya pepaya Calina.
Kelebihan pepaya Calina justru dari kecilnya. Karena buah pepaya cenderungnya tidak habis. Disisi lainnya buah Calina lebih manis. Soal produktifitasnya juga termasuk tinggi. Dalam enam bulan pertama sudah siap berbuah. Kalau sudah begitu buah dapat berbuah tiap 1 minggu. Seminggunya cuma boleh diambil sebuah saja ya.
Kenapa tidak memilih buah impor. Tono menjelaskan bermain buah lokal justru jarang pesaing. Yang kamu butuhkan hanyalah bagaimana membaca kebutuhan pasar. Tono menyebut Tuban merupakan daerah sejuk. Cocok buat menanam buah pepaya dan ternyata buah pepaya cukup digemari di masyarakat.
Mitra petani Tono mencapai 35 orang tersebar di wilayah Tuban. Total laha dikelola mitranya mencapai 13 hektar. Satu hektarnya dia menyebut ditanami 1.300 pohon. Jarak antar pohonnya 2 x 2,5 meter. Lalu ia mengingatkan pepaya tidak berkayu jadi jangan terendam air.
Meski tengah sukses Tono tidak berhenti. Jika dia mendapatkan kesempatan belajar. Maka Tono akan siap mengerjakan termasuk pelatihan wirausaha PT. Semen Gresik. Dapat pinjaman modal sampai 20 juta. Udah begitu Tono mendapatkan pelatihan kewirausahaan Wirausaha Muda Kokoh.
Sebagai pengusaha muda Tono siapkan ekspansi. Dia mengaku beternak kambing dan kotorannya. Kotoran dapat dijadikan pupuk buat pepaya Calina miliknya. Dalam sehari mengantungi 10 kantung kotoran. Ini jadi cara efekif mengurangi biaya budidaya pepaya Calina Tono.
Berawal dari prihatin dengan keadaan petani peternak Indonesia. Mereka punya ternak tetapi tanah mereka tidak terurus terawat. Padahal menurutnya peternakan dan pertanian dapat digabungkan. Tahun 2010, sejak lulus Wirausaha Muda Kokoh, uangnya digunakan juga buat membuka usaha ternak kambing.
Usaha dimulai dari 13 ekor kambing beranak pinak. Pola bagi hasil digunakan Tono kembali. Berbekal uang serta kepercayaan masyarakat sudah memiliki 400 ekor. Kambing titipan tersebut sudah termasuk 30 ekor sapi di kandang. Konsep pertanian terpadu menjadi andalan pengusaha muda 22 tahun tersebut.
Air kencing dan kotoran dijadikan pupuk. Ia kemudian menanam terong di lahan 1.000 meter. Sementara pepaya Calina mencapai luas tanah 1,5 hektar. Kambing akan dijual setelah gemuk setelah tiga bulan. Tono mengantungi Rp.150 ribu sampai Rp.200.000 per- ekor. Dia dibantu tujuh orang karyawan warga setempat.
Karyawan Tono mendapatkan Rp.35 ribu per- hari dibayar perbulan. Untuk petani yang lahannya digunakan juga sudah termasuk uang sewa lahan.
0 comments:
Post a Comment